Senin, 09 Desember 2013

Cerpen Istimewa

Pada entri pertama ini, saya mau kasih beberapa cerita yang menarik, mengesankan, dan buat kalian2 yang jomblo seperti saya nih, wajib baca nih cerita. Cerita ini bukan saya yang membuatnya. Tapi jangan khawatir sob, cerita ini asli kok dari penulisnya langsung loh. Dari pada basa-basi lagi mendingan langsung baca nih cerita, Ceck It Out ! :)

HIKMAH DARI CINTAKU
Cerpen Karya Septi Retnowati

Kini aku duduk di kelas 10 SMA, aku sekolah di SMA Aliah Negri 02 sekolahku adalah sekolah favorite Di Kotaku. Suasana ramai sekolah adalah hal yang biasa.
“Sepi yah hari ini
 ta.”
“jelas sepi pris, kita datang terlalu pagi.”
“Loe dudu sama siapa ta?”
“Sama kamu aja deh pris, aku belum kenal sama teman-teman baru kita.”
“oke ta!.”

Priska adalah sahabat aku dari SD, SMP, dan sekarang kita di pertemukan kembali di SMA. Kini aku aktif di ekskul Paskibra sedangkan priska aktif di ekskul Pramuka.
“Ta nanti pulang bareng yah,
 tapi gue ekskul dulu...”
"Sip deh, apa sih yang engga buat sahabatku ini.”
“Haha, apa sih loe ta gombal deh.”

Hikmah Dari Cintaku - Cerpen Cinta
Sambil menunggu priska aku memainkan HandPhone yang sedang aku genggam, untuk menghilangkan rasa bosan aku saat menunggu.
“Assalamu’alaikum.”
“Wa’alaikumsallam.” Jawab Tasya dengan terkejut.
“Maaf Kaka buat kamu terkejut.”
“Oh, iya tidak apa-apa Kak.”
Saat menoleh ke arah suara itu seorang laki-laki berbadan tegak dan gagah dengan senyuman yang manis menghampiriku, dan ternyata laki-laki itu adalah pria yang aku idamkan saat pertama kali aku melihatnya di sekolah ini.
“Nama kamu siapa?.” Tanyanya pria berbadan gagah itu.
“Ehmm..Ehmm nama aku Tasya.” Jawabnya dengan gugup.
“Oh Tasya, kamu lagi apa di sini?”
“Lagi menunggu teman.”

Sebentar saja aku berbincang dengan laki-laki itu, tiba-tiba Priska datang untuk mengajakku pulang.
“hey,
 ada Ka Hendra. Gue pulang duluan ya, ayo Ta!.”
Di tengah jalan aku bertanya dengan Priska tentang laki-laki berbadan tegak dan gagah itu.
“Pris kamu kenal dengan laki-laki yang tadi?.”
“Ya kenal lah, Ka
 Hendra itu ketua pramuka di sekolah kita dan dia juga ketua OSIS di sekolah kita.”
“Masa sih? Kok aku engga pernah tau yah.” Agak heran.
“Kamu mana memperhatikan hal-hal seerti itu ta.”
Obrolan mereka terputus karena rumah mereka berbeda arah.
*~*~*~*~*~*

“Pris!!.” Panggil Tasya.
“Apa ta?”
“Hari ini kamu latihan Pramuka
 kan?”
“Iya, memang kenapa?”
“Aku mau pulang bareng kamu lagi.”
“Oh yaudah, seperti biasa loe tungguin gue ekskul dulu ya! Hehe.”
“okkeee...deh priska.”

Mereka pergi meninggalkan kelas untuk pergi berkumpul di lapangan, sedangkan aku duduk di tempat biasa aku menunggu Priska.
Saat termenung suara lembut itu aku dengar kembali.
“Assalamu’alaikum Tasya.”
“Wa..wa..laikumsallam.”
Seketika lidahku menjadi kelut, jantungku berdebar kencang dan aku seperti tidur di taman bunga yang indah.
“hey Tasya apa kabar?” Tanyanya Hendra.
“Kabar baik Kak.” Jawabnya dengan senyum.
“Kaka boleh minta nomor HandPhone kamu tidak? Hhmm.. Bukan untuk hal yang macam-macam kok, hanya untuk sharing pengalaman aja itu juga kalau boleh.”
“Bo...Bo..
leh kok, ini 0852457xxxxx.”
“Terima kasih ya.”

Setelah meminta nomor Tasya, Hendra bergegas meninggalkan Tasya untuk latihan Pramuka kembali. Dengan senyuman manisnya ia pergi....
*~*~*~*~*~*~**~*~

Dua Bulan berlalu aku dan Hendra semakin dekat saja, kita berdua seperti mempunyai hubungan spesial. Namun dari sisi lain aku harus menerima kenyataan pahit bahwa Hendra sudah ada yang memiliki.
“Ya Allah, beruntunglah wanita yang dapat meluluhkan hatinya. Jika engkau mengizinkan, izinkan aku bersamanya walau hanya sekejap saja. Aku ingin merasakan kebahagiaan bersama sesorang yang aku cinta.”
*~*~*~*~*~*~*~*~

Di sebuah taman aku dan priska duduk bersama.
“Pris kayanya aku jatuh cinta dengan Ka Hendra deh...”
“Apa Ka Hendra? Gila loe Ta, dia sudah ada yang punya.”
“Aku tau, tapi perasaan ini tidak bisa aku bohongin pris.”

Tiba-tiba Johan teman sekelas Tasya dan Priska datang, pembicaraan terhenti begitu saja.
“Hoy! Ngapain loe berdua disini? Apa jangan-jangan....”
“Apa sih loe, jangan bicara yang macam-macam deh!”
“Tau nih Johan, sudah yuk ke kelas saja.” Ajaknya Tasya.
“Yah, jangan marah dong.”
Bel pertama berbunyi bertanda jam pelajaran sekolah akan di mulai.
“Kring...kring...kring...”

Kegiatan ngajar-mengajar di mulai, kini giliran Guru Matematika yang masuk ke kelas. Saat Guru Matematika sedang menjelaskan, Tasya terlihat tidak memperhatikan. Dia terus memikirkan Hendra laki-laki berpostur tegak dengan senyuman manis.
“Tasya Az-Zahra kerjakan soal yang ada di papan tulis, cepat!!!”
Aku yang terkejut saat Guru Matematika menyuruhku untuk mengerjakan soal yang sudah di siapkan di papan tulis untukku, gemetar sekali badanku karena aku tidak mengerti sama sekali.
“Aduh aku yah? Gimana dong aku engga ngerti.”
“Loe lagi mikirin apa sih ta, tidak biasanya loe begini.”

Tatapan teman-temanku tertuju kepadaku, saat aku mencoba maju ke depan, alhasil aku tidak bisa menjawab semua pertanyaan yang ada di papan tulis.
“Sedang memikirkan apa kamu saat Ibu menerangkan di depan?.” Dengan tatapan marah. “Ma..Ma..Af Bu.” Terdunduk menahan malu.
“Berdiri di sini sampai pelajaran Ibu selesai!!!”
Tiga puluh menit berlalu, Bel tanda berakhirnya pelajaran pun berbunyi. Hukuman aku akhirnya selesai juga, ini kali pertama aku di hukum di depan teman-temanku. Dan hari ini Priska tidak bisa pulang bersama aku karena ada suatu perkumpulan.
“Assalamu’alaikum.”

Aku dengar lagi suara lembut yang selalu menggetarkan hatiku.
“Wa’alaikumsallam, eh Kak Hendra ada apa?”
“Kaka mau kasih sesuatu sama kamu, Kaka mau kamu pejamkan mata kamu sebentar saja.”
“Ngapain sih kak?”
“Udah pejamkan saja mata kamu.”

Aku pegang sebuah kotak persegi panjang saat aku buka kedua bola mataku sebuah cokelat panjang sudah aku genggam di tangan aku.
“Bagaimana kaka tahu aku suka coklat?”
“Kaka tahu segalanya tentang kamu Tasya.”
Tasya membalasnya hanya dengan senyuman, wajah putih Tasya berubah menjadi merah.
*~*~*~*~*~*~*~*

Ke esokkan harinya....
“Tasya......”
“Iya, ada apa Kak Hendra?”
“Ayo ikut Kaka.”
“Kemana Kak?”
“sudah ikut saja.”
Dia mengajakku ke sebuah tempat yang sunyi dan di sana sudah ada kejutan untuk aku. Sebuah kata “I LOVE YOU” yang di ukir dengan bunga indah tentu saja ini semua membuatku terkejut.
“Maksud dari semua ini apa Kak?”
“Iya, kaka suka sama kamu tasya dan cintaku ini atas dasar cintaku kepada Allah.”
“Maksud Kaka apa? Aku semakin tidak mengerti.”
“Tasya Kaka sayang sama kamu, mau tidak kamu jadi pacar Kaka?” dengan berlutut memberikan mawar putih kesukaan Tasya.

Aku terdiam, jantungku berdebar sangat kencang, pikiranku jadi kacau, keringat dingin terus mengalir. Aku bingung harus jawab apa, Ka Hendra adalah cinta pertamaku. Hingga akhirnya aku teringat ucapan Abi (Ayah) aku.
“ Kak, sebelum aku menjawabnya aku punya 3 pertanyaan untuk kaka. Kaka siap untuk menjawabnya?”
J“InsyaAllah dengan izin Allah Kaka siap
Dengan tatapan penuh harap Ka Hendra menatap ku, namun tak ku balas tatapan itu. Pertanyaan pertama siap aku tanyakan.
“Bagaimana hubungan Kaka dengan Laila?”

Saat aku bertanya seperti itu Ka Hendra hanya tertawa kecil, hingga aku bingung. Mengapa dia santai sekali menjawab pertanyaan aku.
“Alhandulillah Hubungan Kaka dengan dia baik.”
Pertanyaan kedua.
“Atas dasar apa Kaka mencintaiku dan bagaimana dengan Laila?.”
Wajah santai itu terus terpancang di wajah Kak Hendra.
“Entahlah, tiba-tiba perasaan ini datang saat pertama kali melihat kamu. Mungkin ini jawaban dari Allah atas semua do’a aku selama ini. Dan Laila sangat setuju kalau kita berdua jadian.”

Tak bisa di bayangkan perempuan mana yang setuju kalau pacarnya jadian lagi dengan wanita lain, tak habis fikir Laila berbicara seperti itu.
“Tidak mungkin Laila berbicara seperti itu Kak, mana mungkin seorang perempuan setuju kalau pacarnya jadian dengan orang lain?.” Dengan suara tegas .
Hendra tertawa mendengar ucapan Tasya.
“Hhmm... Jadi kamu kira Kaka pacaran dengan Laila? Kamu tau Laila itu adik kandung Kaka, memang banyak yang mengira Kaka dan Laila pacaran. Tapi Kaka menganggapnya dengan cuek, hingga Kaka bertemu dengan kamu.”
Aku hanya terdiam menahan malu karena sudah so’udzon dengan Kak Hendra, ternyata dia benar laki-laki yang baik. Tidak seperti yang aku bayngkan selama ini, pipi aku memerah lagi.
“Jadi Laila adik Kaka? Maaf aku tidak tau.”
“Tidak apa-apa itu juga salah Kaka tidak pernah cerita dengan kamu, jadi gimana jawabannya?”

Pertanyaan terkhir yaitu pertanyaan ketiga.
“Bukannya aku menolak Kaka, tapi Kaka tau apa hukum berpacaran?”
“Iya Kaka tau, Allah akan melaknat orang-orang yang berpacaran. Dan hukum berpacaran itu haram, karena termasuk zinah kecil.”
Perkataan Kak Hendra persis seperti perkataan Abi (ayah) aku, aku semakin kagum dengan dia.
“Berarti Kaka sudah tau jawaban aku.” Menatap dengan senyum.
“Kamu benar Tasya, saat ini Kaka sedang di goda syaitan untuk berpacaran. Maafkan Kaka.” Dengan murung menjawabya.
“Bukan berarti setelah ini kita tidak lagi dekat Kak, aku ingin kita terus menjaga Tali Silaturahmi di antara kita dengan Ta’aruf Kak.”
.”
J“Iya, Kaka akan berusaha menjaga cinta suci ini hingga Allah mempersatukan kita. Ingat tanpa pacaran! Hehe... Kaka akan tunggu kamu hingga kamu siap menjadi makhrom Kaka
Kini aku belajar cara mencintai seseorang dengan benar, yaitu dengan Ta’aruf . Terimakasih Ya Allah akhirnya engkau memberikan jalan yang benar untukku, kini aku menyadari bahwa cinta tak harus memiliki tetapi bagaimana cara kita menjaga cinta suci ini. Hingga Allah mempersatukan cinta kita, dan Allah-lah yang akan memisahkan kita berdua, seiring berjalannya waktu dan bertambahnya usia.

PROFIL PENULIS
Nama: Septi Retnowati
Ttl: 01 september 1998, Bekasi
Pendidikan: Pelajar SMAN2 Kota Bekasi
Fb: Septi.retnowati@ymail.com
tw: @septiretnowati1
No. Urut : 1618
Tanggal Kirim : 24/10/2013 16:19:17

Cerita ke 2

CINTAKU BERUJUNG DENGAN LUKA DAN TANGIS
Cerpen Karya Ihza Arvianita Hardina

“hey vi, ada yg minta nomer hape kamu,” ungkap seorang temanku
“Oh, siapa?? Terus anaknya kayak apa??” Tanya ku dengan rasa penasaranisasi, hehehe
“namanya Miftah, anak 8D dia rajin, nurut, satu lagi dia tu pribadi yg religious loh”
“ya udh deh, kasihin ajah.. kamu punya kn nomernya aku”
“Punya donkk, iya deh ntar aku kasihin.” Bel pulang sekolah pun berbunyi, semua siswa beranjak pergi dr kelas dan segera pergi.
“Diva, tunggu aku mau tanya sama kamu!!” kata ku sambil terburu-buru mengemasi buku2 ku
“mau ngomong apa Vi?? Aku tunggu di depan yah” sahut Diva dengan menengok kearah ku.
****

Cintaku Berujung Dengan Luka Dan Tangis - Cerpen Cinta
“Diva, kamu kenal ngga ma ank 8D yg namanya Miftah??”
“Aku kenal, tapi ngga tau org nya kaya apa Vi,hehe”
“Sama aja boong div kalo gitu, huh aku penasaran nih anaknya kayak apa gtu”
“emang napa sih??”
“dia minta nomer hp aku, terus aku jg dikenalin sama Puji tadi, tp aku masih bingung mana gtu anaknya”
“terus kamu ngasih Vi??” aku hanya mengangguk
"Mmm, Div aku pulang dulu yah.. barangkali pas sampe rumah ada sms dari Mifftah, hehehe"
"ya udah, Bye bye chinn.."
Ou iya aku lupa namaku Arvianita, aku dipanggilnya siih Arvi, aku anak kelas 8E di slh satu SMP dikotaku.
saat bel pulang berbunyi semua anak berhamburan pergi dr kelas buat pulang kerumah masing2.
***

setibanya aku dirumah, tepatnya sih dikamarku yang nyaman dan tenang ku hempaskan tubuhku ke atas tempat tidur "huuhh.. capeknya, eh hp mana yah??" aku baru sadar hp ku tidak ada dibawah bantal, "mama, liat hpnya Kakak ngga??"tanyaku sedikit berteriak pada mamaku. " Mama taro dimeja belajar kak, abis tadi hapenya jatuh dilantai". Segera saja ku ambil hp ku, dan benar Miftah langsung sms aku..


“Hai Arvi, aku Miftah 8D"
"Hai juga Mif,"
"Vi, kamu lg ngapain??"
"lagi kecapekan niih,"
"Ya udah, kamu istirahat yah.. eits!! jgn lupa sholat dzuhur dulu cantik ;) " oh my god aku ngga nyangka banget, dia manggil aku cantik, aku jadi lgsg ngeFly
"Siip (y) Boz, perintah segera dilaksanakan :) bye bye" aku langsung beranjak dari tempat tidurku menuju kamar mandi stlh itu aku menunaikan sholat dzuhur.
***

Semakin lama aku semakin deket sama Miftah. pada suatu hari ada sebuah kejadian yang takkan terlupakan, hari itu aku dan keluarga lagi malmingan. Seperti biasa dhonkk aku tetep SMS'an sama Miftah.
"Vi, aku kangen banget sama kamu.,"
"yey kamu lebay!! :p baru sehari ajah masa langsung kangen siih"
"Arvi, papah kamu petani yak ;)"
"Kok tau sih Mif,"
"Karena kamu telah menanamkan cinta dihatiku"
“Gombal, kamu lebih suka bulan atw bintang??”
“aku lebih suka bulan, kamu apa??”
"aku Bintang. Miftah.. klw blh tau kamu Ttl nya kapan dan dimana??"
"aku Jakarta 30 april 1999, kalau kamu kapan vi?"
"Jakarta 02 mei 2000, aku ngga nyangka ultah kita cuma beda dua hari"
"ou iya yah, aku blh panggil kamu Adhe ngga??"
"boleh, kalau aku blh panggil kakak ngga"
"terserah kamu aja dhe, Mmm, Dhe aku tuh sebenernya sayang sama kamu lebih dari skdr temen"
"Apa?? terusss??"
"tapi aku cuma mw ngungkapin ke adhe ajah, mslh adhe punya rasa nggaknya itu terserah. toh aku jg ngga boleh pacaran sama kn kaya kamu.." huuh, ckck ungkapan itu yang buat aku selalu inget tentang hari terindah itu..
***

Hari senin pun telah kembali menyapa, huh sungguh menyebalkan. karena selalu saja pasti upacara. ketika upacara berlangsung kelas 8E dan 8D kan bersebelahan barisnya, waktu itu aku pas baris disebelahnya Miftah.
"Arvi, kamu kok pucet gitu sih.. kamu sakit dhe??" tanya Miftah khawatir
"ngga kok kak, mungkin cuma karena efek panas aja kali, aku gapapa" setelah kalimat itu selesai aku jatuh tak sadarkan diri. saat aku kembali tersadar kemudian aku diantar Miftah kembali kekelas.
"cie cie, yang abiz pingsan terus ditolongin Miftah, ehem ehem" kata temen temen ku
"iiih, kalian apaan sik" jawabku sambil setengah senyum
"eh Vi tadi kamu kan waktu pingsan yg nolongin Miftah loh,"
"iya gue udah tau, terus kalian iri gtu.." aku dan teman2 pun larut dalam obrolan hangat seputar hubunganku dengan Miftah.
****

"Teeet, Teeet, Teeet" bel pulang berbunyi, kusambut dengan senang hati, langsung aja aku keparkiran mengambil sepedaku untuk pulang
"hey Vi, nanti pulang jgn lupa sholat, makan terus istirahat yah.. Love U" kata Miftah saat kami bertemu diparkiran. aku tak menjawabnya karena malu banyak anak lain, aku hanya membalasnya dengan senyum.
Sesampainya aku dirumah, langsung ku kerjakan apa yg diperintahkan Miftah. setelah semuanya selesai, ternyata Miftah telfon aku, dengan cepat langsung kuangkat telfonnya.
"Assalamu'alaikum adhe sayang"
"Wa'alaikumsalam kakak"
"Dhe sebenernya kamu sakit apasih dhe?? kenapa kamu tdi pingsan"
"Kak, belum waktunya kakak tau semua ini.. yg jelas sakit ini sangat nyiksa aku”
"dhe, yang sabar yah.. kakak yakin kamu pasti sembuh kok"
"iya kak, aku yakin juga kok aku pasti sembuh"
"Kakak sayang kamu dhe, kamu harus kuat yah.. kamu adalah orang yang paling ku sayang stlh kedua orang tuaku"
"kak, aku juga sayang banget sama kakak" setelah kejujuran itu terungkap, Aku merasa Miftah semakin memperhatikan ku, dan lama kelamaan juga aku perlahan mempunyai perasaan yg sama dengan dia.
***

JDear Venus
Nus, maaf aku baru sempet nulis surat buat kamu.
Ou iya aku sekarang lagi jatuh cinta sama cowok yg namanya Miftah, dia juga suka sama aku.. tapi aku ma dia ga mungkin pacaran karena aku dan dia itu ngga boleh pacaran..
tapi Miftah ngga tau tentang perasaan cinta ini, ah biarlah mungkin waktu yg kan mengungkapnya..

Salam Venus. :*

itu adalah surat kecil yang dulu biasanya selalu kubuat untuk Venusku., tapi sekarang tidak lagi karena aku sibuk.

Tapi pada suatu hari ketika rasa cintaku ini semakin dalam tibba2 hubungan ku dengan Miftah menjadi renggang, entah mengapa sebabnya. Aku merasa sepi tanpa dia, semuanya tak ada yang berarti lagi, sejak dia mulai menjauh dariku.
"Diva, Fika, Sinta, Rani, Vani!!!" panggilku pada mereka sahabatku
"Iya Arvi, kenapa??" Sahut Fika
 :'("
L"aku galau
"Vi kenapa galau?? gara2 Miftah?" tanya rani dengan penasaran
"iya ran, dia tuh sekarang udh ngga kaya dulu, dia yang sekarang udah bener2 bukan dia yg pertama ku kenal"
"Arvi, kamu udah ngga deket lg sama Miftah?" tanya sinta dan Vani hampir bersamaan
"Yah, masih sih.. cuma udah ngga sedeket dulu, skrg dia klo disms sama telfon jd jutek bnget" setelah aku bilang gitu ke temen2 tiba2 Ihza (saudaranya Miftah yg satu kelas sama aku) dateng,
"Vi, skrg Miftah udh sama cewek lain.. kamu ngga usah berharap banget deh sama Miftah"
"siapa yg berharap, ngga kok aku ngga ngarep" aku berkata seperti itu pada Ihza karena agar dpt menutupi kesedihan hati ini saat mendengar berita itu, kemudian aku tak kuasa lagi, aku pun segera memeluk Diva yg sedang duduk disampingku. Dengan segera air mataku mengalir tanpa ku sadari seperti hujan yang tak turun tak terduga
"Vi, udah jangan nangis Vi.. kamu kalo nangis cantiknya ilang loh” Rani dan Fika mencoba menghiburku, namun tetap saja air mataku mengalir dan semakin deras
“Arvianita is strong woman, kan kamu pernah bilang gitu ke kita.. jadi kan kalo cwe yg kuat itu kan ga oleh nangis” kata Sinta mengingatkan tentang ucapanku dulu
“tapi kan ini lain.. ini masalah cinta, dan aku baru pernah di PHP’in cwo, Sinta” jawabku dengan suara yg seagak bergetar dan terputus putus
“Aku nggak nyangka Miftah tega kaya gini ke aku, apa sih salahnya aku sampe dia tega kaya gini??” lanjutku
****

Sepulang sekolah aku langsung miscall dia, terus dia sms aku
“lg ngapain kamu?? Kenapa adhe miscall kakak??”
“lagi sedih, kak kata Ihza kakak udah punya cwe baru yah?? Jujur aja kak, wlwpun nantinya itu sakit buat aku??” setelah aku Tanya kaya gitu, dia ngga bales sms aku lg. bahkan dia ngga ada kabar berhari hari, dia menggantung semuanya perasaanku, hubungannya dengan ku, dan lain sebagainya..

Dear Venus
Nus, sekarang Miftah berubah, dia udh ngga kaya dulu..
Aku ngga suka dia yg sekarang, tapi entah mengapa aku tak pernah bisa membenci dia walaupun dia udh nyakitin aku gini..
Mungkin karena perasaanku yang terlalu dalam ke dia, dan semakin hari semakin bertambah dalam..
“Miftah ku harap kau mengerti hati ini”

Salam Venus

Miftah, kamu adalah pangeran bulanku selama ini yg selalu menemani dan menyinari malamku yg dulu begitu gelap..
Tapi mengapa kini kau hilang bak ditelan bumi sayang..
Aku mencintaimu seperti kau mencintaiku dulu, bahkan lebih dr itu
Aku masih mengingat semua kenangan kita..
Ku harap kelak kau kan mengerti perasaan ku ini..
***

Setiap saat, dalam benakku menyimpan seribu pertanyaan tentang perginya dia dari hidupku. Dia, Miftah satu satunya cwok yang aku sayangi setelah papah dan mamah. Walaupun dia telah menusukkan pedang tajam dalam hatiku, tapi aku tetap sangat mencintainya.
Aku tak menyangka dia akan memberiku sebuah harapan palsu, yg sangat menyakitkan. Dan inilah akhir cerita cintaku dengannya, akhir yg membuatku terluka, terpukul saat ku tahui kenyataan cintaku yang harus berakhir dengan berjuta luka.

Jujur aku ingin melupakannya tapi ku tak mampu, aku tak bisa melupakan semua tentang dia. MIFTAH aku sangat Mencintaimu!!! SELAMANYA :’(

Aku akan selalu mencitaimu disetiap hembusan nafasku
Menyayangimu disetiap detak jantung ini
Meski semua itu takkan terbalas
                                                    
PROFIL PENULIS
Nama : Ihza Arvianita Hardina
Ttl : Tegal, 02 Mei 2000
Sekolah : SMP N 2 Lebaksiu
Kelas: VIII E
Ini cerpen pertamaku, semoga kalian semua suka yah..
Maaf jika ada kata kata yang salah..
Informasi aja: cerpen ini adalah realita kehidupanku sendiri